PROSES TERBENTUKNYA BUMI BERDASARKAN
TEORI
SAINS DAN AL-QUR’AN
Ilmu
pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun
berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap'
(yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First
Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal.
94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut
standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan
bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu.
(a) (b)
Gambar 1. (a) Sebuah bintang
terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari
'asap'
yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas,
Heather dan Henbest, hal. 50)
(b) Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar
60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas
yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. (Horizons, Exploring the
Universe, Seeds, gambar 9, dari Association of Universities for Research in
Astronomy, Inc.)
A.
PENGERTIAN BUMI
Bumi adalah
planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta
tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan
yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu
Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri
dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana
yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia
lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut
dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini
tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
A.
PEMBENTUKAN BUMI
Adapan teori-teori tentang proses terbentuknya bumi yaitu sebagai
berikut:
1.
Teori Kabut(Nebula)
Sejak jaman
sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah
satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori
Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat
gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar
gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2.
Teori Planetisimal
Pada awal
abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlin, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali. Pada suatu saat
melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang
tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena
dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut
mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi
tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan
permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk
gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal-Planetisimal lalu
menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang
mengelilingi matahari.
3.
Tori Pasang Surut Gas(Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
4.
Teori Bintang Kembar
Teori ini
dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal
dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material
yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang
masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang
yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
5.
Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
· Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
· Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum
mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
· Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali
dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar
akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke
permukaan.
· Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam,
inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Masih sangat banyak teori lainnya yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pembentukan bumi ini. Bukan hanya ada teori tapi adanya alam semesta ini
juga melalui tahap-tahap. Peristiwa
penciptaan alam semesta terjadi selama enam
masa dalam prespektif Islam, sebagaimana dinyatakan oleh
Allah, dan disepakati oleh ilmuwan ahli ilmu alam dalam enam tahap.
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam
semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30.
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَ
وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ ا كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya.dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa
langit dan bumi dahulunya merupakan satu kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang
pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang
bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi
subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan
langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf
ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi
subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan
langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf
ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Allah
tegaskanhalinidalamayat-ayat al-Quran.
Diantaranya;
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ
“Sesugguhnya Tuhan kalian, yaitu
Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, kemudian Dia
beristiwa di atas Arsy”. (QS. al-A’raf: 54).
Allah juga berfirman di surat al-Furqan,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
“Sungguh Aku telah menciptakan
langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dalam 6 hari, dan Aku
tidak merasa capek”. (QS. Qaf: 38).
Keterangan
lainnya Allah sebutkan di surat Yunus (ayat 3), Hud (ayat 7), al-Furqan (ayat
59), as-Sajdah (ayat 4), dan al-Hadid (ayat 4).Disamping penjelasan global,
Allah juga memberikan penjelasan lebih rincin, di surat Fushilat (ayat 9 sampai
12), Dia berfirman,
*ينَقُلْ أَإِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ
بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَاداً ذَلِكَ
رَبُّ الْعَالَمِ
Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah
kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
(9)
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ
فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ
أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ*
“Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan penghuninya dalam empat hari”. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (10)
إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ
لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعاً أَوْ كَرْهاً قَالَتَا أَتَيْنَا ثُمَّ
اسْتَوَى *طَائِعِين
“Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”
(11)
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي
يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ
الدُّنْيَا
حِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ
الْعَلِيمِبِمَصَابِيحَ وَ
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit
dalam dua hari. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi
langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui”. (12).
Diantara
ulama yang berpendapat bahwa satu hari sama dengan seribu tahun adalah
al-Qurthubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya,
في ستة أيام” أي من أيام الآخرة أي كل
يوم ألف سنة لتفخيم خلق ….السماوات والأرض
“Dalam waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat,
bahwa satu hari sama dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan
bumi”. (Tafsir al-Qurthubi, 7/219)
Allah
menciptakan bumi dalam 2 hari, kemudian Dia menciptakan langit. Kemudian dia
beristiwa ke atas langit, lalu Allah sempurnakan langit dalam 2 hari yang lain.
Kemudian Allah daha al-Ardha (menyempurnakan
bumi). Bentuk penyempurnaan bumi adalah dengan Dia keluarkan dari bumi mata
air, tumbuh-tumbuhan, Allah ciptakan gunung, benda mati, dataran tinggi, dan
segala yang ada di antara langit dan bumi, dalam 2 hari. Itulah makna firman
Allah, “Bumi dihamparkannya.” Sementara firman Allah, “Dia menciptakan bumi
dalam 2 hari.” Diciptakanlah bumi dan segala isinya dalam 4 hari dan diciptakan
semua langit dalam 2 hari. (HR. Bukhari secara Muallaq sampai al-Minhal,
16/85).Kesimpulan dari keterangan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma,
“Allah menciptakan bumi 2 hari belum
sempurna dan belum ada isinya. Kemudian menciptakan semua langit dalam 2 hari,
dan terakhir Allah mengisi bumi dengan tumbuhan, gunung, benda-benda dalam 2
hari”.
Namun terlepas dari itu semua
kita harus tetap menyadari kalau adanya alam semesta ini karena kehendak
Nya, karena Beliaulah yang mahakuasa dan berkehendak di muka bumi ini atas ciptaannya.Oleh
sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah hingga sekarang
manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan model terbentuknya bumi
sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan kecendekiaannya.
Perkembangan citra manusia mengenai alam
raya seringkali terikat sangat erat pada pengetahuan apriori yang
diturunkan kepadanya melalui otoritas. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan
tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Dalam al-Quran, Allah hanya memberikan keterangan
global dan tidak rinci. Hanya dengan mengetahui secara global, tanpa menggali
yang lebih rinci, itu sudah cukup bagi seorang muslim.
Allah
tegaskan dalam al-Quran,
تِ
وَالْأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْمَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَا
“Aku tidak
menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak
(pula) penciptaan diri mereka sendiri”. (QS. al-Kahfi: 51)
Dr.
Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor
geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes
Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: "Jika menilik tempat asal
Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu
semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja
baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara
yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga
berkata: "Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14
abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui
pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu".
A.
KESIMPULAN
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya
kita.
Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu yang bersamaan
dengan adanya ledakan besar.
Namun bukan hanya teori ledakan besar saja yang
menjadi satu-satunya teori terbentuknya alam semesta.Ada teori-teori dari
ilmuan lain yang memiliki bukti yang kuat tentang terbentuknya alam semesta
seperti: teori Nebula, teori Planetesimal, dan masih banyak teori lainnya.Dari
semua firman Allah menyebutkan bahwa semesta raya diciptakan selama 6000 tahun,
terbagi menjadi 2000 tahun untuk pemadatan planet, dan selama waktu itu ada
yang pecah menjadi kecil seperti Mars, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Kemudian selama 4000 tahun terbentuk rotasi dan orbit masing-masing
mengelilingi matahari atau bintang. Semuanya selesai dalam waktu 6000 tahun,
jadi tidak ada bintang yang sedang lahir dan yang sedang mati begitu pula Bulan
yang dulunya dihasilkan dari uap Bumi atau pecahan bagian Bumi.
Dalam al-Quran, Allah hanya memberikan keterangan global dan tidak rinci. Hanya dengan mengetahui secara global, tanpa menggali yang lebih rinci, itu sudah cukup bagi seorang muslim. Oleh karena itu, kita harus menjaga alam karena alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Alqur'an Dan Benda Angkasa, Al-Qur'an tentang Al-Insan, karya Nazwar Syamsu,
Ghalia Indonesia, 1980
Tidak ada komentar:
Posting Komentar