Rabu, 29 Juni 2016

MEKANISME GEMPABUMI

MEKANISME TERJADINYA GEMPA BUMI

Q.S Al-A’araf : 155
Terjemahannya: Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya".
           
Faktor terpenting yang perlu dilakukan sebelum mengambil kesimpulan mengenai bencana yang menimpa bangsa ini adalah memahami kejelasan tentang istilah yang digunakan al-Qur ân. Dalam al-Qur ân ditemukan istilah musibah, fitnah, bala’ atau 'iqâb, dan azab. Kelima istilah ini sangat penting dipahami secara proporsional untuk mengambil kesimpulan yang objektif termasuk pemahaman mengenai rahman rahimnya Allah terhadap hamba-hambanya. Istilah tersebut memang sering digunakan agak rancu di dalam masyarakat, terutama pasca gempa dan tsunami. Jika pembicaraan diarahkan untuk menyabarkan masyarakat yang tertimpa musibah maka peristiwa tsunami diasumsikan musibah atau bala. Jika diarahkan untuk mengingatkan kepada para pendosa dan orang-orang yang melampaui batas maka peristiwa tsunami dan gempa diasumsikan azab.
Perlu diketahui bahwa setiap sikap Allah kepada hambanya pasti objektif dan hambalah yang subyektif dalam menilai dan menafsirkannya


A.    Pengertian Gempa Bumi
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
-          Parameter Gempabumi
·         Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
·         Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
·         Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
·         Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
-          Karakteristik Gempabumi
·         Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
·         Lokasi kejadian tertentu
·         Akibatnya dapat menimbulkan bencana
·         Berpotensi terulang lagi
·         Belum dapat diprediksi
·         Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

B.     Jenis-Jenis Gempa Bumi
Para ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori, gempa intra lempeng (intraplate) dan antar lempeng (interplate). Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan Gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng. Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia, hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan kerusakan. Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
a.       Gempa bumi Vulkanik ( Gunung Api ) 
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gambar 1. Gempa Bumi Vulkanik

b.       Gempa bumi Tektonik 
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi.
Gambar 2. Gempa Bumi Tektonik

c.       Gempa bumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
Gambar 3. Gempa Bumi Runtuhan

d.       Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.

Gambar 4. Gempa Jatuhan


e.       Gempa Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
Gambar 5. Gempa Buatan

C.    Proses Terjadinya Gempa Bumi

Gambar 6. Proses Terjadinya Gempa
Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Nah, di sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi.
Dalam setahun, gempa bumi dapat terjadi hingga jutaan kali akibat dari pergerakan lempeng bumi yang sangat aktif. Akan tetapi, getarannya tidak terasa oleh manusia yang ada di atas permukaan bumi. Gempa bumi yang dirasakan oleh manusia hanya puluhan kali pada setiap tahunnya dan akibatnya dapat merusak bangunan yang ada di atasnya. Kekuatan gempa bumi diukur dengan skala Richter. Skala Richter diukur mulai dari 1 (getaran ringan) sampai dengan 9 (getaran merusak). Gempa terburuk dan terparah terjadi pada akhir tahun 2004, yaitu di lautan Hindia, Banda Aceh, Indonesia.

D.    Penggolongan Gempa Bumi

Gambar 7. Pembacaan Kekuatan Gempa

Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempa bumi dapat dibedakan atas: :
a.       Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
b.      Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
c.       Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
d.      Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
e.       Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR
f.       Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR
g.      Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR

Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempa bumi digolongkan atas:
a.       Gempabumi dalam h > 300 Km
b.      Gempabumi menengah 80 < h < 300 Km
c.       Gempabumi dangkal h < 80 Km
Berdasarkan tipenya gempa bumi dibedakan atas:
a.    TypeI : Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan (fore shock).
b.      Type II : Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.
c.   Type III: Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempabumi yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.

E.     Akibat Gempa Bumi
Akibat yang ditimbulkan gempa Bumi secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yang menguntungkan yaitu : mineral mineral dalam bumi terangkat ke atas, sehingga Indonesia banyak terdapat tambang. Namun akibat negatifnya jauh lebih besar daripada positifnya, antara lain  yaitu:
1.      Rumah rumah penduduk banyak yang rusak ataupun hancur
2.      Tanaman banyak yang rusak dan roboh
3.      Jaringan pipa air dan jaringan listrik banyak yang putus karena rusak
4.      Permukaan tanah menjadi rusak dan retak retak, karena pergeseran lapisan tanah.
5.      Menimbulkan banyak korban harta benda atau kekayaan
6.      Menumbulkan korban jiwa, dan sebagainya
7.      Gempa bumi yang pusatnya di laut akan menyebabkan gempa tsunami yang membahayakan kehidupan.


Gambar 7. Dampak Gempa bumi terhadap Bangunan




DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar