METODE SEISMIK
Dalam Surat Az-Zalzalah
ini menggambarkan keadaan yang akan dihadapi kelak ketika hari mulai kiamat.
“Apabila telah digempakan bumi itu segempa-gempanya.” (ayat 1). Dengan diujungi
“segempa-gempanya”, atau sehebat-hebatnya, dapatlah kita fahamkan bahwa gempa
itu bukanlah lagi gempa setumpak, melainkan seluruh permukaan bumi. Dimana
seperti yang telah diketahui bahwa Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Bukan
lagi karena letusan sebuah gunung, melainkan bumi itu seluruhnya atau
kesebuahannya telah tergoncang dari falak tempat jalannya. “Dan
mengeluarkan bumi itu akan segala isi-isinya.” (ayat 2).Ini pun menambah lagi
pengertian kita atas kuat dan hebatnya gempa besar itu, sehingga goncangan bumi
yang sedemikian hebat, menjadikan bumi laksana dihindang dan dihayunkan,
sehingga segala isi yang tersimpan di sebalik bumi itu terbongkar keluar, tidak
ada lagi yang tersembunyi, sampai pun tulang-tulang manusia yang beratus ribu
tahun telah terkubur dibalik kulit bumi itu akan terbongkar keluar.
A. Sejarah Singkat dan Pengertian
Metode Seismik
Eksperimen seismik aktif
pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan
orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu
transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi
merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic
menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan
menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang
disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral
dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di
Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik
refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak
bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Metode seismik merupakan metode geofisika yang
sangat populer dalam eksplorasi hidrokarbon. Ketepatan dan resolusi tinggi dalam
memodelkan struktur litologi bawah permukaan menjadikan metode ini unggul
dibandingkan dengan metode lainnya. Dukungan teknologi yang canggih serta
pesatnya penelitian dalam metode ini menjadi faktor kunci kesuksesan metode
ini. Pemetaan struktur bawah permukaan menggunakan metode seismik dilakukan
dengan memberikan energi gelombang ke dalam bumi dan menganalisis hasil
pantulannya. Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam
bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan.
Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut body
wave dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface
wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan arah getarnya. Gelombang P
(Longitudinal) merupakan gelombang yang arah getarnya searah dengan arah
perambatan gelombang sedangkan gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatannya disebut gelombang S (transversal). Surface wave terdiri atas
Raleigh wave (ground roll) dan Love wave. Dalam menentukan litologi batuan dan
struktur geologi, metode seismik aktif dikategorikan menjadi dua bagian yaitu
metode seismik refleksi dan seismik refraksi. Metode seismik refleksi biasanya
digunakan untuk menentukan litologi batuan dan struktur geologi pada kedalaman
yang dalam sedangkan metode seismik refraksi digunakan untuk menentukan
litologi dan struktur geologi yang relatif dangkal.
B. Hukum
Fisika Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama
dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk
gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut
antara lain:
1. Hukum
Snellius
Hukum Snellius
menunjukkan hubungan antara sudut refleksi dan sudut refraksi muka gelombang
pada batas antar medium yang memiliki perbedaan kecepatan gelombang. Gambar 1
memperlihatkan penjalaran secara periodik gelombang bidang yang melewati
permukaan datar perbatasan antara dua medium. Pada medium pertama panjang
gelombangnya adalah ,
sedangkan untuk
medium kedua panjang gelombangnnya adalah
Pada saat gelombang
melewati daerah perbatasan antara dua medium maka harus berlaku kontinuitas
untuk gelombang refleksi dan gelombang transmisi. Jika kontinuitas tidak
berlaku maka muka gelombang di medium 1 akan mendahului atau justru tertinggal
dari muka gelombang di medium 2. Untuk menghindari hal ini dan mempertahankan
kontinuitas selama melewati daerah batas dengan panjang gelombang yang berbeda
maka gelombang refleksi dan gelombang transmisi haruslah memiliki besar sudut
yang berbeda terhadap garis normal bidang batas.
Gambar 1. Hukum Snellius,
Penjalaran Sinar Gelombang
Melalui
Medium Berbeda
2. Prinsip
Fermat
Dalam
penjalarannya, gelombang akan memenuhi prinsip Fermat yaitu: “Gelombang yang
menjalar dari satu titik ke titik yang lain akan memilih lintasan dengan waktu
tempuh tercepat”. Jejak sinar juga menentukan arah dari aliran energi. Diantara
serangkaian sinar dari suatu titik ke titik yang lain, prinsip Fermat dapat
diaplikasikan untuk membuang semua jejak sinar kecuali satu jejak sinar yang
memiliki waktu tempuh paling cepat. Prinsip fermat digunakan dalam menentukan
titik pemantul (reflektor) pada penjalaran gelombang refleksi. Kita ambil
contoh pada penjalaran gelombang pantul dalam medium tak homogen. Gambar 2
menjelaskan bagaimana ray akan memilih satu jalur dari sekian banyak ray dengan
waktu tempuh minimum.
Gambar 2. Model Jejak Gelombang pada medium
non-homogen
Sesuai dengan prinsip Fermat maka dalam
menentukan titik reflektor maka haruslah:
(TAP + TPB)direflektor minimum =
titik pemantul (1)
Dari rumusan diatas,
jika kita menjalarkan gelombang dari kedua titik (titik A dan titik B) menuju
titik-titik pemantul (P1,P2,P3,P4,...Pn) maka kita dapat menentukan titik
pemantul yang sebenarnya dengan membandingkan nilai-nilai dari (TAP1 + TBP1),
(TAP2 + TBP2), (TAP3 + TBP3) … (TAPn + TBPn). Dari hasil penjumlahan diatas,
titik pemantul P tertentu yang memberikan hasil penjumlahan terkecil adalah
titik pemantul yang dilewati oleh sinar (rays).
3. Prinsip
Huygens
Gelombang dalam
media yang serba sama (homogen) menyebar dari titik sumber sebagai bola yang
mengembang dan selama proses pengembangannya gelombang ini akan menciptakan
muka-muka gelombang. Prinsip Huygens menyatakan bahwa muka gelombang yang
tercipta juga bersifat sebagai sumber gelombang baru. Prinsip Huygens ini dapat
diilustrasilkan seperti pada Gambar 3.
Gambar 5. Prinsip Huygens
Prinsip
Huygens menjelaskan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber
gelombang baru yang menjalar dalam bentuk bola (spherical). Jika gelombang bola
menjalar pada radius yang besar, gelombang tersebut dapat diperlakukan sebagai
bidang. Garis yang tegak lurus dengan muka gelombang tersebut di sebut
wave-path atau rays atau sinar.
C. Macam-Macam
Metode seismik
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode,
yaitu:
1. Metode
seismik bias (refraksi)
Metode seismik
refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi
di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air
tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang
gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi
mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini. Informasi ini
kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman
dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.
Gambar 4. Prinsip Seismik Refraksi.
Seismik
refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini,
gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break)
diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta
fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas
batuan. Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu
2. Metode
seismik pantul (refleksi)
Seismik
refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang
dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit (pada
umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar (pada
media air menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker).
Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok
batuan di bawah permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali ke atas
permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang
yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang
disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut),
(Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada
suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic refleksi banyak dimanfaatkan untuk
keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi
struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang
datang daribatas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas
beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley,
dan Gelombang Love.
Seismik
refleksi ini, dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal
diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang
terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo
sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang
medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang
direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang
dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Seismik refleksi
umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik
refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode
grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang
paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model
geologi bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat.
Gambar 5.
Ilustrasi Metode Seismik Reflaksi
Pada
umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1) Pengumpulan
data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.
2) Pengolahan
data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data rekaman di
lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.
3) Interpretasi
data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison, pembacaan
waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau
dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model
geologi bawah permukaan.
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang
diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh
batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu
geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka
tebing atau jurang.Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan
Explorasi perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur
lapisan tanah.
D. Parameter Alat yang Digunakan Pada
Metode Seismik
Peralatan utama yang digunakan dalam survai dapat
dilihat pada Gambar 6 yang terdiri dari Seismograph PASI 16S24-P, geophone
cable, trigger cable, power supply 12 Volt, palu dan landasan, geophone 24
buah, dan untuk peralatan lainnya antara lain meteran, Handy Talk, Global
Positioning System (GPS), software SeisImager (Processing Data), sarung tangan,
payung, peta geologi, peta topografi, flasdisk, dan log book.
Gambar
6. (color online) Peralatan utama seismik refraksi yang terdiri dari: (a)
Seismograph, (b) Kabel geophone, (c) Kabel triger, (d) Power supply, (e) Palu
dan landasan, (f) Geophone.
E.
Keunggulan
dan Kelemahan Metode Seismik
Metode Seismik
|
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter
fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
|
Banyaknya data
yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika diinginkan data
yang baik
|
Dapat
menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan
|
Perolehan data sangat mahal baik
akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
|
Dapat dipergunakan untuk
membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
|
Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu,
membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
|
Respon
pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan
konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui
dari metode seismik.
|
Peralatan yang diperlukan dalam
akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
|
Memungkinkan untuk deteksi
langsung terhadap keberadaan hidrokarbon
|
Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya
pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.
|
F.
Perbandingan
Metode Seismik Refleksi Dan Metode Seismik Refraksi
Metode Seismik Refraksi (Bias)
|
Metode Seismik Refleksi (Pantul)
|
||
Keunggulan
|
Kelemahan
|
||
Pengamatan
refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil, sehingga relatif
murah dalam pengambilan datanya
|
Karena lokasi sumber dan penerima yang
cukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka
biaya akuisisi menjadi lebih mahal.
|
||
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering
untuk memperkuat sinyal first berak yang dibaca.
|
Prosesing seismik
refleksi memerluakn komputer yang lebih mahal, dan sistem data base yang jauh
lebih handal.
|
||
Karena
pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan model untuk
interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika lainnya.
|
Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap database harus
kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks dan
interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli.
|
||
Kelemahan
|
Keunggulan
|
||
Dalam
pengukuran yang regional , Seismik refraksi membutuhkan offset yang lebih
lebar.
|
Pengukuran seismik pantul menggunakan
offset yang lebih kecil
|
||
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan
gelombang meningkat sebagai fungsi kedalaman.
|
Seismik pantul dapat
bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman
|
||
Seismik bias
biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing
lapisan memiliki dip dan topografi.
|
Seismik pantul lebih mampu melihat
struktur yang lebih kompleks
|
||
Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak
(offset)
|
Seismik pantul merekan
dan menggunakan semua medan gelombang yang terekam.
|
||
Model yang
dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati.
|
Bawah permukaan dapat tergambar secara
langsung dari data terukur
|
DAFTAR
PUSTAKA
Budi Riyanto. 2010. Inversi Seismik. Jakarta: FMIPA
Universitas Indonesia.
Boko
Nurdiyanto , Eddy Hartanto, dkk. 2011. Penentuan
Tingkat Kekerasan Batuan
Menggunakan Metode Seismik Refraksi. Yogyakarta: UGM.
Buya
Hamka. Tafsir Al-Qur’ Surah Al-Zalzalah:
1-2. http://tafsir.cahcepu.
com/alzalzalah/al-zalzalah-1-2/ (Diakses pada
tanggal 8 Juni 2016).
none_20.html
(Diakses pada tanggal 8 Juni 2016).
(Diakses pada tanggal 8 Juni 2016).
http://dewiaysiah.blogspot.co.id/2015/02/metode-seismik.html
(Diakses pada tanggal
8 Juni 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar